Minggu, 16 Januari 2011

Liga Tanpa Restu FIFA; Bisa Apa?

Bookmark and Share

Kita semua tentu sama, ingin menumpas dajjal-dajjal di tubuh PSSI yang berwujud Nurdin Halid dan seluruh antek-anteknya, karena mereka telah banyak melanggar hukum dan berbagai tata aturan lainnya.

Tapi, bagaimana mungkin kita ingin membasmi para pelanggar hukum dan perusak aturan, tapi



menggunakan cara, atau 'alat' (berwujud LPI) yang juga tidak dibenarkan keabsahan legal formalnya oleh induk segala lembaga sepakbola, yaitu FIFA?
Itu sama saja diibaratkan kita ingin membersihkan najis namun menggunakan alat yang secara hukum tidak dibenarkan untuk bersuci.

Suatu liga yang oleh FIFA tidak mendapat pengakuan, tentu juga tidak akan mendapat perlindungan. Sementara tidak mungkin dalam perjalananan suatu kompetisi akan berlangsung sempurna dan tanpa cela. Pasti suatu ketika, sekali-dua kali akan ada masalah dan friksi. Misalnya perselisihan antara klub dan pemain tentang kontrak atau lainnya. Ketika terjadi hal semacam itu, tentu memerlukan penengah, dan lembaga untuk mengadu.

Dan di situlah FIFA mempunyai arti dan peran penting. Tidak mungkin jika kasus-kasus semacam itu akan selesai hanya dengan melibatkan organisasi induk dari LPI, yang 'cuma' berupa suatu konsorsium. Bukan asosiasi atau federasi. Perlu juga dicatat bahwa FIFA sendiri mengharamkan suatu liga yang dikelola oleh konsorsium. Tentu akan terdengar lucu dan aneh jika ada yang berpendapat misalnya: "...Ah, persetan dengan FIFA, yang penting liga jalankan saja...".
Karena kalau bukan kepada FIFA, akan kemana suatu liga hendak mengacu dan bernaung?

Ya, saya merindukan revolusi di tubuh PSSI. Tapi juga tidak sependapat dengan hadirnya LPI. Hal itu tidak semata atas dasar like or dislike, tapi kesadaran saya itu timbul justru setelah mempelajari nota aturan LPI untuk kemudian saya bandingkan dengan artikel-artikel dan statuta FIFA.

sumber : http://www.persijapjepara.com

0 komentar:

Template by : aldast